BAHASA & SASTRA INGGRIS - Mendengar kata itu mengingatkan saya pada belasan tahun lalu ketika saya masih seorang mahasiswa. Ya, saya mengambil jurusan Bahasa & Sastra Inggris saat berkuliah dulu. Kalau kalian pernah dengar Macbeth dan Hamlet karya William Shakespear atau buku English Grammar karya Bety S. Azar, itu buku-buku yang sempat saya pelajari saat kuliah dulu, bahkan buku Betty Azar sudah seperti makanan wajib bagi kami.
Memang sudah niat masuk jurusan Bahasa & Sastra? Hampir sama dengan beberapa dari kalian mungkin, yang diawal berkata, "Ini bukan jurusan yang saya mau. Saya salah jurusan." Semua terjadi begitu saja. Saya akui saya sangat amat menyukai bahasa Inggris sejak kelas 3 Sekolah Dasar (itu semua karena lingkungan di rumah dan sekolah), tapi menurut saya (saat itu) bahasa bisa dipelajari di lembaga pendidikan non-formal, nggak perlu sampai mengambil jurusan itu untuk pendidikan formal. Kalau kalian seumur dengan saya, stigma pemikiran seperti itu ada di jaman itu. Oleh karena itu, kebanyakan Sekolah Menengah Atas menghapus jurusan Bahasa, dan hanya menyisakan jurusan IPA & IPS. Apa mungkin sampai sekarang? Ada yang bisa bantu jawab?
Bahasa atau Sastra? Kalau boleh memilih antara keduanya, saya lebih tertarik pada Bahasa atau kita biasa menyebutnya Linguistik. Menurut saya secara pribadi, Linguistik lebih mudah dipelajari karena ada aturan-aturan baku yang bisa diikuti. Meski sebenarnya Sastra atau Literature juga punya aturan-aturannya sendiri. Namun di dalam kepala saya saat itu, aturan-aturan dalam Sastra lebih abstrak sementara dalam Bahasa aturan-aturannya lebih konkret.
Pernah ada yang ingat berapa nilai kalian saat kuliah dulu? Secara pribadi, saya hampir selalu mendapatkan nilai A untuk setiap kelas Linguistik. Semetara untuk kelas Sastra ... kalau tidak salah ingat B adalah nilai maximum yang bisa saya capai. Mungkin karena faktor ketertarikan saja, ya. Apapun yang kita sukai biasanya berdampak positif dalam pencapaiannya.
Lalu apa yang menarik dari mempelajari Bahasa & Sastra? Secara umum karya sastra itu merupakan rekaman sejarah. Karya sastra biasanya menggambarkan budaya yang berkembang di sekeliling penulis. Kejadian, setting tempat dan waktu, juga perilaku para karakter dll. dalam karya sastra seringnya adalah cerminan keadaan sekitar dari para penulisnya, yang dipengaruhi juga oleh jiwa dan pikiran mereka. Jadi, kita bisa belajar sejarah dari karya sastra dan itu menarik.
Kalian pernah merasa bersemangat saat berangkat kuliah karena ada mata kuliah yang kalian sukai? Atau pernah berada di kampus, di dalam kelas, tapi tidak merasa sedang kuliah? Rasanya cuma seperti sedang mendengarkan talkshow saja, gitu. Pernah? Saya beruntung pernah merasakannya saat kuliah, Jadi, datang ke kampus sudah seperti mau hang-out aja sama teman-teman. Senang sekali menerima materi baru dari para dosen. Tidak ada lagi rasa seperti dulu saat masih sekolah, rasanya seperti ada beban di kepala saat guru fisika -yang sangat pintar tapi tidak bisa mentransfer ilmunya pada kami- masuk kelas untuk mengajar. Ada guru seperti itu? Ada, lain waktu saya akan bercerita tentang itu. Bukan ghibah tentang gurunya, ya, tapi bahasan ilmiah tentang kemampuan mentransfer ilmu.
Jadi, apa saya menikmati kuliah di jurusan Bahasa & Sastra? Yes, absolutely. And my favorite subject is .... You guess it!