Showing posts with label Psikologi. Show all posts
Showing posts with label Psikologi. Show all posts

Saturday, 24 May 2025

Lelah Menahan Diri? Yuk, Kenali Akar Emosionalnya Lewat Refleksi Harian | Our Life Journey

Lelah Menahan Diri? Yuk, Kenali Akar Emosionalnya Lewat Refleksi Harian

Pernah nggak sih kamu pengin beli sesuatu—baju, buku, atau makanan favorit—tapi akhirnya cuma diem, lalu bilang ke diri sendiri, “Nggak usah deh, nggak penting”? Padahal hati kecilmu udah jingkrak-jingkrak minta dimanja.

Kalau sering banget kejadian kayak gitu, bisa jadi ini bukan soal uang atau hemat-hematan semata. Kadang, kebiasaan menahan diri itu punya akar yang lebih dalam. Yuk, kita coba gali pelan-pelan lewat refleksi harian.

1. Apa yang Sebenarnya Aku Takutkan?

Coba tanya ke diri sendiri, “Kenapa sih aku nahan diri terus?”

Takut dibilang boros? Takut uang habis? Atau… takut dianggap egois karena ingin sesuatu untuk diri sendiri?

Banyak dari kita tumbuh dengan pesan-pesan yang menempel diam-diam di kepala:

“Jangan egois, mikirin diri sendiri terus.”

“Kalau kamu senang-senang, nanti dianggap nggak bersyukur.”

“Uang itu susah dicari, jadi jangan buat hal-hal yang nggak perlu.”

Kalimat itu lama-lama jadi suara batin yang terus memblok niat kita buat memberi kebahagiaan pada diri sendiri.


2. Apakah Aku Pernah Dimarahi Saat Ingin Sesuatu?

Coba ingat masa kecilmu.

Pernah nggak kamu minta mainan atau jajanan, tapi yang kamu terima justru omelan atau penolakan keras?

Kadang, momen-momen kecil kayak gitu menancap kuat di alam bawah sadar. Jadi saat dewasa, tanpa sadar kamu merasa “nggak pantas” punya keinginan.

Dulu dimarahi saat minta sesuatu → sekarang menolak diri sendiri sebelum ditolak orang lain.


3. Apakah Aku Menyamakan Diri Sendiri dengan Orang yang Harus Selalu Mengalah?

Kalau kamu terbiasa jadi “si penengah”, “si pengertian”, atau “si kuat” dalam keluarga atau lingkungan, besar kemungkinan kamu terbiasa memendam keinginan.

Tanpa sadar kamu belajar, “Aku harus kuat dan nggak boleh merepotkan orang lain, bahkan diri sendiri.”

Padahal kamu juga manusia. Butuh dimengerti. Butuh diberi ruang untuk bahagia, bahkan dari hal-hal kecil kayak beli minuman kesukaan atau duduk santai tanpa rasa bersalah.


4. Apa Aku Takut Terlihat 'Salah' Kalau Bahagia?

Kadang kita merasa bersalah saat bahagia, apalagi kalau ada orang terdekat yang sedang susah.

Misalnya: “Teman-teman lagi susah, masa aku seneng-seneng sendiri?”

Atau: “Aku harusnya bersyukur, bukan malah pengin ini-itu.”

Padahal bahagia bukan dosa. Menghadiahi diri sendiri bukan berarti kamu melupakan orang lain. Justru saat kamu utuh dan bahagia, kamu bisa memberi lebih banyak dengan hati yang penuh.


Jadi, Apa yang Bisa Kita Lakukan?

Mulailah dengan journaling atau refleksi ringan.

Tulis saja di buku harian atau note HP-mu:

Hari ini aku pengin banget...

Tapi aku menahan diri karena...

Yang sebenarnya aku rasain adalah...

Dengan rutin menuliskannya, kamu akan mulai mengenali pola dan suara batinmu sendiri. Lama-lama, kamu bisa pelan-pelan berdamai dan memberi ruang bagi dirimu untuk menikmati hidup.


Nggak apa-apa kok sesekali beli yang kamu suka.

Nggak perlu nunggu jadi “pantas” dulu buat bahagia.

Diri kamu layak dimengerti, disayang, dan disenangkan.

Mungkin ini waktunya kamu berkata, “Aku juga boleh menikmati hidup, seperti orang lain.”