Tuesday 2 July 2013

Ini Menurut Saya: Rich Guess Poor Guess

When a rich guest come to the house, I will serve him well.. Only 'well'.. 
When a poor one come, I will serve him best.. Very best..
That's my motto.. No excuse..

Kalimat di atas adalah salah satu quote yang saya tulis di FB, pingin sedikit membahas tentang poor guest dan rich guest diposting kali ini. Ada komen yang menggelitik yang bikin saya merasa harus menulis postingan ini di blog saya. #lirik Zula


Begini kira-kira komen Ajoule (panggilan akrab Zula #sokakrab) "semacam diskriminasi itu mah,miss" (dia murid saya jadi panggilan akrab dia ke saya ya miss #Ajoulesokakrab :p) setelah komen itu saya jawab, dia komen lagi (seneng deh ada yang bikin komen di postingan makin panjang :D) "kalo gitu aku kerumah miss sebagai org miskin ajah" (diiih.. apaan sih Ajoule..)


Komen lain yang gak kalah menggelitik datang dari teman saya yang lain, "kalo aku yg datang, aku bakal diperlakukan seperti apa?" hhhm..


Okay, itu sedikit alasan yang membuat saya merasa saya harus menulis postingan ini. Disamping itu masih ada alasan-alasan lain.


Okay, ini bukan diskriminasi. Bukan membeda-bedakan antara orang kaya atau orang miskin. Sebenarnya pun kata 'orang kaya' dan 'orang miskin' hanya untuk membuat pembedanya terasa jelas. Selama ini dikepala masyarakat kebanyakan bumi Indonesia tercinta ini 'Orang kaya pasti selalu di atas' dan 'orang miskin selalu di bawah'. Orang kaya harus selalu disanjung, dipuja, dielu-elukan, bla bla bla.. seburuk apapun dia, dan orang miskin harus selalu merendah dihadapan orang kaya, bahkan kadang harga diri pun diserahkan hanya demi menyanjung dan memuja si kaya.


Ketika orang kaya datang kerumah kita, coba apa yang kebanyakan dilakukan? Mempersiapkan segalanya, membersihkan rumah, menyediakan jamuan-jamuan yang 'pantas', yang lebih ekstrim lagi kadang rela 'ngutang' demi memberikan yang terbaik kepada si orang kaya. Membersihkan rumah masih okay lah bagi saya. Menyediakan jamuan-jamuan, okay.. Tapi pasti selalu diikuti kata 'pantas' , ditahap ini mereka sudah mulai memaksakan diri. Menyiapkan ikan goreng semisal, untuk makan si kaya beserta keluarganya, makanan yang selama ini untuk diri sendiri maupun anak sendiri saja jarang dikonsumsi.


Tahap berikutnya adalah melakukan apapun demi kenyamanan si kaya, kalau sudah kepepet apa lagi selain 'ngutang'. Betul tidak? (pake gaya Aa Gym) Bukan bermaksud apa-apa tapi saya cuma ingin mengingatkan. Kemudian wajah dibuat semanis mungkin, bibir kiri dan kanan ditarik masing masing sekitar 3 cm.. (Busyet.. Lebar amat..), sampe kadang bikin kepala pusing dan kaku dibuatnya. Setiap jawaban yang keluar dari mulut hanya 'iya' 'iya' dan 'iya'. Untuk sekedar berbicara pun semua serba harus diatur. 'Takut salah bertingkah' katanya.. Huufftt.. #ngelapkeringatsambilngelusdada entah apa yang ada dipikiran mereka.


Kita putar haluan, ketika orang miskin yang datang kerumah kita, coba apa yang dilakukan dan terlintas dalam pikiran? 'Aah, biar saja. Rumah dia gak kalah hancur dengan rumah ini' begitu kira-kira kalau soal kebersihan. 'Aah, makan ini aja udah bagus buat mereka' di meja ada tempe dan tahu. Ketika mereka mulai berbicara mulailah penerima tamu membangga-banggakan diri sendiri dan merendahkan orang lain. huft.. #tepokjidat


Entah apa yang ada dipikiran mereka, mendewa-dewakan orang kaya dan merendahkan serta meremehkan orang miskin yang datang ketempat mereka..


Bagi saya, setiap orang yang berkunjung harus diperlakukan dengan BAIK dan SEWAJARNYA. Tidak perlu sampai harus memaksakan dan merendahkan diri untuk memperoleh simpati, sebesar apapun yang sudah dilakukan pada kita, seperti meminjami uang, mengajak kita berjalan-jalan, dengan perasaan takut kalau tidak melakukan hal yang dapat memperoleh simpati kelak kita tidak akan dipinjami uang lagi ataupun tidak diajak berjalan-jalan lagi. Sewajarnya saja lah, tidak usah merasa seperti hutang budi yang teramat besar.


Jika anda yang berada di posisi si kaya, apa anda mengharap perlakuan seperti DEWA terhadap anda? Saya rasa tidak. Adalah kewajiban si kaya untuk membagi rezekinya kepada si miskin, karena rezeki yang ia terima adalah dari Allah. Jika ingin menunjukkan rasa terimakasih, tunjukan sewajarnya. Berterimakasih lah yang sebesar-besarnya kepada Allah SWT.


Uraian diatas adalah sudut pandang saya, paparan dari kacamata saya. Entah bagaimana dari kacamata anda..

No comments:

Post a Comment