Saturday 17 May 2014

Mr. & Mrs. Bahagia: Pacar Lima Langkah

Kali ini saya mau cerita tentang mantan pacar saya yang sekarang sudah jadi suami saya.. :D

Bapak saya adalah pensiunan salah satu BUMN, hal itulah yang membuat kami hidup berpindah-pindah dulu saat bapak masih dinas, semacam nomaden.. Bapak ditempatkan di berbagai kota di negeri ini, mulai dari Jayapura, Bandung, Tanjung Pinang, Sidoarjo, terakhir Surabaya. Banyak cerita yang saya dapat dari hidup berpindah itu, banyak teman walaupun gak sampai terlalu akrab. Banyak kenal banyak orang dan karakter yang membuat saya banyak belajar.

Saat masih diluar Jawa tidak setiap tahun kami pulang untuk berlebaran bersama sanak famili, tapi bukan berarti kami tidak pulang sama sekali ke Jawa. Orang tua bapak asli Gombong, Jawa Tengah, tapi karena sejak lahir sampai dewasa bapak di Bandung jadi logat bicaranya Sunda sekali. Ibu asli Malang, Jawa Timur, lahir dan besar di kota ini. Kota ini juga yang mempertemukan mereka berdua, juga kami berdua, saya dan suami.

Setiap kali pulang ke Malang selalu ada waktu bersenda gurau dengan saudara-saudara bahkan tetangga depan rumah Mbah saya yang sudah kami kenal sedari dulu. Saya akrab dengan semua putra-putra bu Utrik, nama tetangga depan rumah Mbah saya. Putra-putra karena memang anaknya laki-laki semua. Saya kenal satu per satu dari mereka, terutama anak ketiganya, kami biasa menyebutnya Kunthil.. Entah bagaimana sejarah nama itu bisa melekat di dia tapi kami memang punya nama-nama panggilan. Dulu saya di panggil 'Ting', kependekan dari keriting, karena rambut saya memang keriting, kribo lebih tepatnya. Untung mereka gak manggil saya kribo.. :P

Saya hafal betul bahwa ibu Utrik punya enam orang anak lelaki, tapi sungguh yang saya kenal hanya lima. Terkadang saya cari-cari mana anak yang ke-enam tapi tetap tak ketemu, sampai-sampai saya pernah bertanya pada ibu saya tentang hal ini. Ibu bilang, "Ada.. Kamu aja yang gak tau..", "Anaknya itu cuma lima, Bu", jawab saya, "Enam.. Kok ngotot", begitu kira-kira perbincangan saya dengan ibu, tapi ya cuma sebatas itu. Tidak ada niat untuk cari tahu dan sebagainya. Ketika SMP kelas 1 pun, saat saya bersekolah di Malang saya sama sekali tidak tahu anak ke-enam itu. Misteri sekali saudara.. :D

Sampai akhirnya saya memutuskan untuk kuliah di Malang.. Dan akhirnya saya kenal dia.. Awalnya mungkin sama dengan anak gadis lain ketika melihat wajahnya, terpukau.. Orangnya cakep memang.. Bahkan ketika semua EastSix berkumpul di rumah Mbah untuk mengikuti tes masuk kuliah di Malang pun terpukau melihat dia, "Eeeeeh.. Ada cowok.. Ada cowok..", "Cakep ya..", "Manis..", kata mereka. Saya yang merasa banyak saingan akhirnya berkata, "Ooh yang itu, itu anak ibu depan rumah..", sambil berkata tanpa ekspresi, dalam hati saya sungguh-sungguh berkata, "Huuh, anak ganteng kayak gitu pasti banyak yang suka.. Dia gak kekurangan kasih sayang.. Aku gak mau ikut-ikut suka dia.."

Kata-kata itu rupanya jadi bumerang buat saya.. Waktu terus berjalan, pribahasa jawa benar-benar terjadi, 'witing tresno jalaran soko kulino', dan saya mulai jatuh cinta sama dia. Kami mulai dekat, mulai saling mengirimkan sinyal dan.. Mulai berpacaran.. Pacar lima langkah.. Bahkan kalau kalian melangkah dengan langkah sedikit lebar tidak akan sampai lima langkah.. Mungkin tiga langkah cukup.. :D

I love him and he loves me, too..

We meant to be.. September 7th, 2009

No comments:

Post a Comment