Dear Good Readers,
H-2 ini saya mau cerita kenapa kami gak nikah di gedung Kartini, Sasana Krida, gedung cendrawasih, masjid al-Ikhlas, ataupun gedung -lupa namanya, deket rumah- tapi hotel Tidar.
Bukan maksud mendeskreditkan salah satu atau beberapa gedung yang saya sebutkan.. Bukan juga mau sok gaya-gayaan nikah di hotel.. Hanya bermaksud menceritakan susahnya cari gedung buat nikah.. Ada beberapa alasan dibalik itu semua. So cekidot..
Kami sudah cek hampir semua gedung terdekat rumah kami. Sekali lagi cerita ini hanya bermaksud bercerita pengalaman kami.. Dan ini kronologinya..
Pertama kami ke Gedung Kartini, karena itu gedung paling dekat dengan rumah. Jalan kaki aja sampe. Waktu itu di gedung Kartini untuk tanggal 8 Juli kosong, tapi kami mikir lagi. Sewa gedung aja hampir empat juta, dengan bonus kipas dan sedikit kursi, seingat saya.. Belum sewa tambahan kursi, catering, dekor, rias dan lain-lain. Jadi kami urungkan niat untuk menikah disana.
Lalu kami pergi ke gedung Sasana Krida, dan mereka bilang masih mau dikonfirmasi lagi tentang kosong enggaknya. Dari pada udah diharapin ternyata penuh nanti malah kami yang susah, jadilah kami langsung lari lagi nyari gedung yang lain.
Kami kemudian mikir untuk pergi ke gedung Cendrawasih, secara saya lahir di Jayapura dan burung Cendrawasih adalah burung khas sana.. Siapa tau jodoh kami menikah disana. #Halah
Tapi ternyata ada pertimbangan yang membuat kami batal pergi kesana. Kendaraan yang mungkin untuk kesana adalah angkot, dan harus oper pula. Kami gak mau ngerepotin orang-orang. Kasihan.
Kemudian kami pergi ke masjid Al-Ikhlas, disana kami bertemu takmirnya yang bilang kalau ada orang khusus bagian penjadwalan dan orang itu sedang gak masuk. Jadilah kami kembali hari berikutnya.
Bapak bagian penjadwalan datang dan mengatakan tanggal belum dibooking, tapi kemudian beliau meminta kami melihat lokasi. Dulu seingat kami teras depan masjid yang lumayan besar itu boleh dipakai resepsi tapi ternyata sekarang sudah gak boleh lagi.
Semua acara resepsi mulai bulan yang lalu dipindah ke halaman samping sekretariat takmir. Setelah kami lihat rasanya kami tidak sreg dengan tempatnya. Karena itu adalah taman, otomatis cukup banyak pohon dan semak.
Lagi pula ada batas antara taman dengan jalan yang membuat perbedaan rata tanah. Taman lebih tinggi dari jalan. Akhirnya kami mengurungkan niat.
Sudah beberapa tempat dan hasilnya nihil, kami sempat galau. Apa acaranya di rumah saja. Sekali lagi ada pertimbangan kenapa tidak di rumah.
Bapak saya adalah orang yang praktis, maunya semua sudah ada yang handle.
"Ya udah di rumah terus suruh orang ngurus".
Gak mungkin, sedikit banyak kalau di rumah orang rumah pasti mau gak mau ikutan repot. Dan bapak gak suka itu.
Maunya bapak acara biar diluar, dimana kek. Ada yang urus, selesai acara bisa langsung pulang tanpa mikir harus beres-beres dan lain-lain. Se-gak mau ribet itulah bapak saya. :P
Kami coba cari gedung lain, dan ada gedung dekat rumah, ya gak dekat-dekat amat, yang terlewatkan, saya lupa namanya gedung apa. Akhirnya kami kesana.
Disana kami ketemu orang-orang yang menyenangkan. Tapi sayang banget gedung itu sudah fully booked di tanggal yang kami tetapkan, baik pagi maupun malam. Kali ini kami benar-benar galau.
Tapi kemudian dari salah seorang di gedung itu kami tahu bahwa Hotel Tidar punya paket promosi dan mereka lagi ngadain promo. Wow.. Menggiurkan sekali itu..
Esoknya kami meluncur kesana, tanya punya tanya ternyata promonya masih ada. Ada paket pernikahan, plus catering hotel, plus kamar pengantin untuk satu malam. Benar-benar praktis dan gak ribet. Tamu pun ada angkot sampai sana.
Jadilah kami adakan akad nikah dan resepsi disana. Oh iya, FYI tadinya kami ingin akad sore dan resepsi malam harinya karena pemandangan cantik banget pas malam, sekalian memanjakan mata tamu. Nanti deh saya posting foto lokasi nikah kami.
Tapi karena alasan kendaraan angkot juga kami urungkan niat. Kami buang jauh-jauh khayalan pemandangan, demi tamu juga.
Jadi good readers, there must be reasons behind decision. Tabayyun and khusnuzon bikin semuanya lebih cantik.
Moral values:
1. Nikah tuh gak susah tapi juga gak mudah. Ingat itu..
2. Semakin deket waktu nikah, semakin darurat keadaan bagi kedua mempelai. Jadi you guys yang gak terlibat langsung jangan malah memperkeruh. Saat-saat ini tuh sensitif banget.
3. Pertimbangkan banyak hal dalam memilih tempat, including budget. For the braid and groom, misal ada yang protes kenapa milih ini, kenapa gak itu. Kenapa gini, kok gak gitu. Diemin ajalah, cuekin. Kita yang tau budget kita, kita yang tau keadaan kita, kita yang tau mau kita apa. Anjing menggonggong khafilah berlalu :p
4. Seperti ini kira-kira kata bapak saya, "Nanti mohon kalo ditengah jalan sampai hari H ada kesalah pahaman diantara keluarga, ya saling mengalah aja". Bener tuh, gak usah di masukin hati. Namanya juga peristiwa besar, wajar semua pinginnya sempurna. Tapi sempurna bagi yang satu belum tentu sempurna bagi yang lain. Jadi.. Ya saling ngalah aja, gak usah ngambek, gak usah dimasukkan hati, dan gak usah pulang ditengah acara.. :p
Couple yang mau merid insyaAllah bakal ngalamin kejadian-kejadian gitu. Semoga cerita dan moral values-nya bermanfaat. Aamiin
Love,
No comments:
Post a Comment