Thursday 24 September 2015

Ini Menurut Saya: Yuuk aaah.. Selesaikan Masalah!! - Cara Memecahkan Masalah | Our Life Journey

Dear Good Readers and Weirdos all around the world,

Bagaimana cara menyelesaikan masalah? Sebetulnya topik ini sudah ingin saya bahas berminggu-minggu lalu bahkan mungkin berbulan-bulan lalu, tapi karena satu dan lain hal saya belum sempat mengangkat tema ini.

Beberapa hari lalu saya melihat sebuah postingan di newsfeed facebook saya yang bikin saya jadi merasa harus menulis tentang topik ini, karena menurut saya topik ini menarik. Menurut saya lho ya.. Hihihi.. Tapi serius, mengingat kembali apa yang ingin kita tulis beberapa bulan lalu sungguh melelahkan karena saya cuma punya konsep di kepala yang belum sempat saya tuangkan dalam bentuk tulisan pun coretan.

Okay, mari kita mulai saja..


Di dunia ini siapa sih yang enggak punya masalah? Semua orang pasti punya masalah. Mau itu masalah keuangan, masalah dengan pasangan, masalah di tempat kerja, di sekolah dan masalah dengan manusia-manusia lain, guru, orang tua, sesama teman, saudara, sahabat dan lainnya. Karena sejatinya setiap pribadi memiliki keunikannya sendiri, mulai dari karakter yang berbeda, kemampuan beradaptasi yang berbeda, kemampuan menyelesaikan masalah yang berbeda, nilai diri yang berbeda, bahkan yang kadang dianggap sepele adalah perbedaan cara pandang, sudut pandang, perspektif, point on few, entah apa lagi namanya. Perbedaan itulah yang kadang menyebabkan masalah.

Sebenarnya apa sih masalah itu? Masalah adalah persoalan atau hal yang harus diselesaikan.

Jika saat ini kalian sedang punya masalah, yakinkan diri bahwa orang lain pun punya masalah. Masalahnya ada orang-orang yang mampu menyembunyikan masalahnya untuk konsumsi pribadi dan ada yang menunjukkannya keluar agar semua orang tahu dia punya masalah. Tak ada satupun manusia di dunia yang tak punya masalah. Bahkan ketika kita bangun di pagi hari pun kita menemui masalah, semisal mau apa kita setelah bangun ini mandi atau makan?


Ketika akhirnya memutuskan mandi ternyata air habis, dan kita tahu orang yang bertanggung jawab atas kekurangan air yang terjadi adalah adik kita, sebab memang cuma dia tukang habisin air dan gak pernah hidupin kran waktu mandi. Jadilah kita sebel sama dia. Mending kalau dia mau ngaku kalau tadi dia memang gak hidupin kran, nah kalo dia gak ngaku dan mengelak, jadinya masalah..

Ketika kita memilih tidur lagi tiba-tiba perut terasa lapar, lalu kita menuju meja makan dan melihat hanya ada makanan yang tidak kita sukai, atau bahkan tak ada makanan sama sekali. Jadilah kita mulai mencari siapa yang salah, dan ternyata si bibi karena dia masih sibuk ngobrol sama bibinya tetangga depan rumah. Jadilah kita sebel sama dia. Mending kalau dia mau ngaku kalau dia emang keasyikan ngobrol sama bibinya tetangga depan rumah, nah kalau dia ngelak dan bilang kita yang kepagian bangunnya, jadinya masalah..

Good Readers dan Weirdos, contoh yang saya kasih diatas cuma contoh-contoh kecil yang kadang kala bisa jadi masalah besar. Bagaimana jika masalahnya besar, bisa-bisa jadi masalah yang sangat bueeeesaaaar.. Dari dua contoh diatas jatuhnya jadi saling menyalahkan, padahal sejatinya manusia adalah makhluk egois yang gak pernah mau disalahkan. Sekali dia disalahkan dia akan balik menyalahkan orang lain dengan berbagai alasan dan pembenaran diri.

Lalu bagaimana cara menyelesaikannya? Seperti yang sudah disinggung di atas, ada tipe orang yang menyelesaikan masalah dengan mencari siapa yang salah sehingga seringnya cenderung menyalahkan orang lain dan tidak menyelesaikan masalah inti, masalah menjadi meluas dan melebar. Seperti yang juga sudah disinggung di atas manusia adalah makhluk egois, tak ada seorangpun manusia yang ingin disalahkan kecuali dia benar-benar memiliki kebesaran hati untuk menerimanya. Seperti yang dijelaskan juga oleh mas Kertadrarajawen dalam postingannya di kompasiana ini.


Untuk menyelesaikan masalah jangan pernah mencari siapa yang salah sebab tidak akan ada habisnya. Masing-masing pribadi harus menyadari bahwa setiap orang yang terlibat dalam masalah ikut andil dalam terjadinya masalah, dan fokuslah pada akar permasalahan. Apa itu? Mencari solusi. Bagaimana cara mencari solusi? Caranya dengan duduk bersama dan bermusyawarah untuk mencapai mufakat #berasalagibelajarpkn #emangiya #inibabkerukunan

Contohnya yang tadi aja ya, yang mandi enggak ada air itu lho.. Kalau kamu terus nyalahin adik kamu, adik kamu juga bakal nyalahin kamu balik. Bisa jadi dia bilang, "Salahnya bangun siang.. Pagian dikit lah..". Tuh kan, jatuhnya berantem. Kesampingkan ego, cari solusi. Solusinya adalah setiap orang di rumah harus ingetin adik kamu untuk hidupin kran tiap kali dia masuk kamar mandi, dengan gitu kemungkinan besar adik kamu risih. Awalnya mungkin bakal ngerasa terpaksa melakukan hal yang diperintahkan tapi lama-kelamaan akan jadi kebiasaan. Asal jangan lupa matiin krannya aja kalau sudah selesai, kalau enggak bisa jadi masalah baru. Hihihi..


Eh, ada solusi lain lagi.. Kalau emang kenyataannya kamu yang bangunnya kesiangan, ya coba bangun pagian dikit. Instrospeksi diri itu penting, sebelum menilai orang lain coba nilai diri kita sendiri, sudah sempurnakah kita? Coba untuk lebih objektif menilai diri kita. Kalau salah mengakulah salah, setidaknya dalam hati. Jadi kedua belah pihak yang bermasalah saling memperbaiki diri.


Ya, seperti quote di atas.. Masalah itu seperti mesin cuci, kita dibanting, dibolak-balik tapi akhirnya masalah bisa membuat kita jadi lebih baik. So..




No comments:

Post a Comment